Let me tell you my story ...
Aku pernah, merasa begitu menikmati berbicara denganmu,
menertawakan segala hal yang konyol, dan mengamati semua gerak tubuhmu.
Rasanya
menyenangkan sekali. Kamu selalu satu-satunya yang bisa membuatku betah
berlama-lama berbincang bersama orang. Tapi, kalau di sela tawaku atau
senyumku itu kamu lihat
aku menghembuskan napas panjang, itu aku sedang mengingatkan diri
sendiri untuk
‘Jangan jatuh cinta dengan yang ini. Jangan jatuh cinta dengan yang ini.’(Tapi sayangnya itu sudah terlanjur terjadi)
Pernah merasa seperti itu?
Merasa nyaman sekali dan selalu rindu untuk bertemu lagi setiap hari tapi harus menahan diri agar tidak sampai ketauan? Kalau belum, aku beri tahu, rasanya sesak sekali.
Merasa nyaman sekali dan selalu rindu untuk bertemu lagi setiap hari tapi harus menahan diri agar tidak sampai ketauan? Kalau belum, aku beri tahu, rasanya sesak sekali.
Aku pernah, oh, yang ini maksudku 'aku selalu' bukan 'aku pernah'. Ya,
aku selalu
membayangkan dalam sebuah perjalanan, kamu di sampingku. Melakukan apa
pun itu.
Kamu bisa bercerita, bisa bercanda. Aku suka dan akan selalu merasa betah di sana, di
dekatmu, seberapa lama pun perjalanan itu. Kalaupun kamu diam saja pun,
aku juga akan menikmatinya. Kamu tidak perlu melakukan apa-apa, karena
tidak melakukan apa-apa pun, sudah membuatku berharap bahwa aku ingin
momen seperti itu berlangsung selamanya. Lalu aku akan menikmati
perasaan
menyenangkan di dada, memanjakan mataku dengan melihatmu, memanjakan
telingaku
dengan suaramu, dan memanjakan hidungku dengan wangimu.
Kamu pernah membayangkan aku sampai sedalam itu?
Atau di lain waktu, aku membayangkan bagaimana rasanya
bangun di sebuah pagi, lalu ada kamu di depanku. Setiap hari. Sedetik
kemudian aku pasti
akan tersenyum, melihatmu sambil berharap waktu berhenti, lalu
mensyukuri perasaan dan penglihatan pada detik itu, detik sebelumnya,
dan
detik yang akan berjalan setelahnya sampai nanti. Aku kemudian jatuh
cinta lagi
pada orang yang sama di setiap hari. Kamu. Ah, betapa menyenangkannya
hal itu.
Pernahkah kamu membayangkan aku sebagai semenyenangkan cara
aku membayangkanmu?
Yang ini, untuk kamu tahu saja. Aku membaca apa pun yang kamu tulis di jejaring sosialmu.
Kalau aku bilang apa pun berarti apa pun. Status, foto, twit, catatan, fiksi,
blog; itu yang kumaksud apa pun. Ada yang terlewat dariku? Tidak. Kalaupun
beberapa hari aku tidak bisa membuka internet, aku akan membuka apa saja yang
kulewatkan. Melihat dan membaca duniamu di sana. Mengamatinya, menikmatinya, mengaguminya.
Aku juga memperhatikan dengan benar apa yang kamu kenakan.
Warna apa pakaianmu kali ini, menggunakan jam tangan apa, sepatu apa, gelang
apa. Memperhatikan bagaimana kamu menata rambutmu, bahkan
cara kamu bercerita, makan atau minum.
See? Kalau ada yang memperhatikanmu lebih detail dari aku,
bawa kemari. Biar aku adu. :-D
Dan kapanpun ada yang bertanya seperti apa lelaki yang
aku inginkan, aku teringat kamu. Bagaimana sifatnya? Aku teringat kamu.
Bagaimana rambutnya? Aku teringat kamu. Bagaimana mata dan warna kulitnya? Aku
teringat kamu. Lalu mulai berpikir kenapa di kepalaku penuh dengan kamu, kamu,
dan selalu kamu. Its always about you. And i cant help it. I just enjoy it.
Ah, tidak akan pernah cukup kalau aku diminta menceritakan tentang kamu.
Ah, tidak akan pernah cukup kalau aku diminta menceritakan tentang kamu.
Hey, let me tell you something.
Once, im in love with you.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.