Maaf. Aku lagi-lagi mengeluh padamu tentang kejenuhan ini,
tentang rasa tak nyaman ini dan tentang bagaimana aku resah dengan segala
aturanmu. Mungkin aku lelah (mungkin). Aku lelah bila harus terlalu lama
menunggumu dengan tempo waktu yang kamu tentukan sangatlah lama. Aku juga
merasa sangat lelah bila harus terus mendengarkan isi ceritamu yang dalamnya
berisi tentang, bagaimana aku harus menunggumu, menunggumu, menunggumu dan
terus seperti itu.
Selasa, 31 Juli 2012
Maaf (Aku Lelah)
Kamis, 12 Juli 2012
Kisah dari Langit
Langit tak berkata sesuatu yang penting untuk ku. Ia hanya menggambarkan kejelasan dari bosannya alam melihat tingkah manusia, ia menguning tanda jemu akan semua cerita munafik. Cerita munafik yang di komandangkan semua orang *rata-rata. Langit memang hanya diam dan tidak berkutik untuk saat ini, ia hanya memendam kejenuhannya, dan menunjukkannya pada mereka yang perhatian terhadapnya.
Aku suka langit, ia mem-biru, memutih, dan men-jingga sesuai waktu dan
sepertinya sesuai dengan perasaannya. Langit menyimpan banyak cerita
tentang bocah yang tidaktau diri, memanfaatkannya tanpa menjaganya.
Langit menyimpan banyak cerita, tentang hujan dan tentang pelangi yang
selalu setia.
Mereka kemungkinan tidak suka langit, dengan selalu protes dengan
keadaan langit. Berkata tak tentu yang sebenarnya menjengkelkan aku dan
semua orang yang memahami langit.
Berkacalah akan semua yang engkau lakukan pada langit, ia tempat mu bercerita tentang setiap luka yang mendebu ke udara.
NB:
setiap masa dari hidup mu adalah cermin, seseorang yang tidak engkau perhatikan akan menjadi bagian yang tidak engkau sukai, dan seseorang yang tidak engkau sukai, tidak akan menjadi bagian dari cerita hidup mu yang indah.
Langganan:
Postingan (Atom)