Sabtu, 01 September 2012

20 Detik Saja !!


Sudah lama rasanya tak tahu dengan kabar keadaanmu. Setahun kah lamanya ? ya, kira-kira sudah seperti itu lamanya atau bahkan lebih dari itu (mungkin) yang pasti temponya lama.
Kamu, aku merindukanmu. Sungguh. Aku (lagi-lagi) merindukan masa-masa itu. Masa dimana dulu aku pernah bersamamu. Masa dimana aku diberikan kesempatan untuk bisa lebih tahu bagaimana sosokmu, melihat raut wajahmu lebih dekat, menyaksikan tawa dan senyuman itu lalu kapan saja kamu memintaku untuk menemanimu kesana dan kesini aku akan terus menurutinya asalkan bisa merasa lebih dekat denganmu.
 
Lalu bagaimana dengan rindumu disana? Samakah rindu kita?
 
Hmm.. atau mungkin hanya aku saja yang merasakannya ya.
Terkadang memang aku masih mencari tahu tentangmu meskipun itu hanya melihat kronologi facebookmu, itupun aku meminjam akun seseorang untuk membukanya karena aku tidak bisa menemukan namamu menggunakan akunku. Aku masih menyimpan foto bersama kita, memang tidak banyak tetapi cukuplah untuk mengingatkan beberapa detik tentang kita (dulu). Sebenarnya tidak ada yang kuhilangkan selama kamu pergi, semuanya masih tetap sama.
 
Lalu nomor handphonemu ini?
Aku juga masih menyimpannya di phonebook ponselku. Entah nomor ini masih kamu gunakan atau tidak aku tak pernah mengetahuinya karena semenjak perpisahan itu aku mulai tak mendengar suara manjamu bahkan kamu tidak mengirimkan pesan padaku.
Ah.. ternyata merindukan itu sungguh menjengkelkan terlebih lagi rinduku ini padamu sudah diluar batas dan rasanya sesak sekali. Sekarang ini hanya ada nomor telephonemu yang bisa kugunakan untuk mengetahui kabarmu, semoga saja nomor ini masih kamu gunakan hingga aku bisa berbicara banyak denganmu dan aku berjanji aku tak akan membicarakan masalah lalu itu (sudahlah aku sudah melupakannya) sekarang yang terpenting mendengarkan suaramu.
Aku menekan tombol hijau dilayar handphoneku untuk menghubungkan nomorku dengan nomormu dan kamu tahu isi dadaku ini mulai berdetak tak normal saat jelas benar panggilan ini tersambung ke nomormu. Dan suara itu,
“Hallo... hallo... hallo ini siapa ?”
Tak ada jawaban sedikitpun yang keluar dari bibirku saat jelas mendengar suaramu ini. Ya, aku masih mengenal suara ini, aku masih mengenal suara seorang yang hampir tiga tahun bersamaku, aku mengenal ini kamu dan sudah jelas ini kamu. Dalam mataku mulai memanas, mulai berair seperti ingin mengeluarkan air mata hanya saja dalam otakku masih terhipnotis dengan suaramu itu.
“Hallo... ini siapa ?”
Kamu mengulanginya lagi tapi yang ada aku hanya terus berdiam diri menutup rapat mulutku dengan kelima jariku, menahan tangis yang akhirnya aku menangis juga seiring dengan kamu mematikan telephone ini tepat pada 20 detik aku menelphonemu.
20 detik saja kamu berhasil mengubah dinding rinduku ini runtuh dan rasanya ingin berlari menemuimu, memelukmu dan mengambilmu pulang kembali ke rumahku. Hatiku.  20 detik saja kamu membuatku semakin bertambah bodoh di balik lemari ini.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.