Telah kita ketahui bersama bahwa kesehatan merupakan
hal terpenting dan utama dalam kehidupan manusia dibandingkan lainnya. Tanpa
kesehatan yang optimal, semuanya akan menjadi tidak bermakna, oleh karena itu
sehat dan bugar merupakan dambaan setiap orang. Studi epidemiologi menunjukkan
adanya kaitan erat antara status kesehatan dan usia harapan hidup manusia
dengan pola konsumsinya. Masyarakat di daerah yang banyak mengkonsumsi protein,
lemak, gula dan garam misalnya, ternyata lebih banyak ditemukan sebagai
penderita penyakit-penyakit degeneratif dibandingkan masyarakat di wilayah yang
banyak mengkonsumsi karbohidrat, serat dan vitamin. Peningkatan prevalensi
penyakit degeneratif di Indonesia ini yang memotivasi para peneliti pangan dan
gizi Indonesia untuk mengeksplorasi senyawa-senyawa antioksidan yang berasal
dari sumber alami.
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda,
memperlambat, dan mencegah proses oksidasi lipid. Dalam arti khusus, antioksidan
adalah zat yang dapat menunda atau mencegah terjadinya reaksi antioksidasi
radikal bebas dalam oksidasi lipid. Antioksidan merupakan sebutan zat yang
berfungsi melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Yang termasuk ke dalam
golongan zat ini antara lain vitamin, polipenol, karotin dan mineral. Secara
alami, zat ini sangat besar peranannya pada manusia untuk mencegah terjadinya
penyakit. Antioksidan melakukan semua itu dengan cara menekan kerusakan sel
yang terjadi akibat proses oksidasi radikal bebas.
Lalu, apakah Radikal Bebas itu..??
Radikal bebas merupakan atom atau gugus atom yang memiliki satu atau
lebih elektron yang tidak berpasangan. Karena jumlah elektronnya yang ganjil,
maka tidak semua elektron yang berpasangan sehingga bersifat sangat reaktif.
Bila jumlahnya sedikit, radikal bebas dapat dinetralkan oleh sistem enzimatik
tubuh namun bila berlebih dapat memicu efek patologis. Selain itu, aktifitas
lingkungan dapat memunculkan radikal bebas antara lain radiasi, polusi,
merokok, dll. Radikal bebas yang beredar dalam tubuh berusaha untuk mencari
pasangan elektron yang ada pada molekul lain seperti DNA dan sel. Apabila hal
ini berhasil akan merusak sel dan DNA tersebut. Dapat dibayangkan bila radikal
bebas banyak beredar maka akan banyak pula sel yang rusak. Kemudian, kerusakan
yang ditimbulkan dapat menyebabkan sel tersebut menjadi tidak stabil yang
berpotensi menyebabkan proses penuaan dini dan kanker.
Manfaat dan Fungsi Antioksidan
Antioksidan merupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh yang secara umum
dapat menghambat oksidasi lipid. Dalam tubuh manusia terdapat radikal bebas,
sebagai sampingan dari proses pembentukan energi. Pada jumlah tertentu, radikal
bebas dibutuhkan agar dapat membantu sel darah putih atau leukosit untuk
menghancurkan atau memakan kuman yang masuk ke dalam tubuh. Namun bila kondisi
radikal bebas dalam tubuh terlalu banyak maka radikal bebas bersifat merusak
tubuh. Meningkatnya radikal bebas yang berlebih ini akan berakibat penuaan
dini, karena dapat merusak senyawa lipid yang dapat menghilangkan elastisitas
kekencangan kulit sehingga menyebabkan keriput. Selain mencegah penuanan dini,
antioksidan disinyalir mampu mencegah tumbuhnya sel kanker payudara pada
wanita. Antioksidan seperti flavonoida, glikosida, dan polifenol juga mampu
mencegah penyakit Alzheimer dan Kardiovaskuler.
Ada 2 cara dalam mendapatkan antioksidan :
- Dari luar tubuh (eksogen), melalui makanan dan minuman yang mengandung vitamin A, C, E, Seng (Zn), Selenium (Se) atau Betakaroten.
- Dari dalam tubuh (endogen), dengan enzim superoksida dismutase (SOD), glutation peroksidase (GSH Px), dan katalase yang diproduksi oleh tubuh sebagai antioksidan.
Peranan Antioksidan pada
Kesehatan
Proses
penuaan dan penyakit degeneratif seperti kanker kardiovaskuler, penyumbatan
pembuluh darah yang meliputi hiperlipidemik, aterosklerosis, stroke, dan
tekanan darah tinggi serta terganggunya sistem imun tubuh dapat disebabkan oleh
stress oksidatif.
Stress
oksidatif adalah keadaan tidak seimbangnya jumlah oksidan dan prooksidan dalam
tubuh. Pada kondisi ini, aktivitas molekul radikal bebas atau reactive oxygen species (ROS)
dapat menimbulkan kerusakan seluler dan genetika. Kekurangan zat gizi dan
adanya senyawa xenobiotik dari makanan atau lingkungan yang terpolusi akan
memperparah keadaan tersebut.
Bila
umumnya masyarakat Jepang atau beberapa masyarakat Asia jarang mempunyai
masalah dengan berbagai penyakit degeneratif, hal ini disebabkan oleh menu
sehat tradisionalnya yang kaya zat gizi dan komponen bioaktif. Zat-zat ini
mempunyai kemampuan sebagai antioksidan, yang berperan penting dalam menghambat
reaksi kimia oksidasi, yang dapat merusak makromolekul dan dapat menimbulkan
berbagai masalah kesehatan.
Antioksidan dan Penyakit
Dalam satu percobaan, sejumlah binatang
diberikan makanan rendah kalori tapi tinggi kadar antioksidannya, maksudnya
adalah binatang ini hanya diberikan makan persis sesuai kebutuhannya saja,
tidak lebih. Ini supaya untuk mengurangi ” oksidasi yang berlebihan” akibat
proses metabolisme makanan oleh tubuh, dilain pihak mengupayakan proteksi yang
maksimum dengan konsumsi makanan tinggi antioksidan.
Apa yang terjadi? Binatang yang diberi makan
cara demikian ternyata memiliki umur 40% lebih panjang dan hidupnya lebih aktif
– tidak loyo. Dibanding binatang yang makan seperti biasanya.
Seperti kita sebut sebelumnya, Vitamin A, C, E
adalah antioksidan.
Kita akan melihat beberapa penelitian yang
berkaitan antara antioksidan dan penyakit:
- Dalam berbagai penelitian menunjukkan bahwa penderita penyakit Alzheimer ternyata memiliki kadar vitamin A dan E yang sangat rendah dibanding orang yang normal.
- Orang-orang tua yang kadar vitamin C-nya rendah memiliki risiko hingga sebelas kali terkena Katarak dibanding orang yang kadar vitamin C yang tinggi.
- Demikian juga orang yang kadar vitamin E dalam darahnya rendah, memiliki risiko dua kali terkena Katarak.
- Orang yang memiliki kadar vitamin A dalam darah terlalu rendah memiliki risiko terkena Kanker Paru-paru.
- Lalu konsumsi vitamin E dan C yang cukup sangat efektif menurunkan risiko terkena serangan jantung.
- Konsumsi vitamin C yang cukup akan menurunkan tekanan darah.
Antioksidan dapat meningkatkan sistem
kekebalan tubuh dan meningkatkan daya tahan terhadap infeksi. Anak-anak yang
terpenuhi kebutuhan vitamin A sangat siknifikan berkurang kasus infeksi saluran
pernapasan
Ini adalah sebagian penelitian yang
menunjukkan keterkaitan yang erat antara kecukupan konsumsi zat-zat antioksidan
dan berkurangnya risiko terkena penyakit tertentu.
Sumber Antioksidan
Antioksidan
bisa dengan mudah kita dapatkan dari makanan. Sayangnya banyak yang tidak
mengetahui bahwa makanan tersebut sebenarnya banyak mengandung antioksidan
sehingga mereka membeli suplemen antioksidan yang harganya cukup mahal.
Beberapa contoh makanan sumber antioksidan antara lain :
- Vitamin A : Hati, kuning telur, susu, mentega, wortel, tomat, brokoli, bayam, daun singkong, kangkung, buncis, kentang, aprikot, nangka, pepaya, mangga, ikan.
- Vitamin C : Daun singkong, daun katuk, daun melinjo, daun pepaya, sawi, jambu monyet buah, jambu biji, pepaya, mangga, strawberry, kiwi, brokoli, taoge, lemon, anggur, raspberry, sirsak.
- Vitamin E : Jagung, Asparagus, alpukat, zaitun, kelapa, kacang kacangan, biji bijian, minyak sayur, serealia.
- Karoten : Beta karoten (wortel, labu, ubi jalar), lutein (bayam, jagung, telur, jeruk), likopen (tomat, semangka, anggur).
- Polipenol : Buah berry, teh, anggur, minyak zaitun, cokelat, kopi, buah kenari, kacang, kulit buah, buah delima.
- Selenium : Ikan, daging merah, biji-bijian, bawang putih, hati, telur.
- Zinc : Daging, hati, kerang, telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan.
Sekarang
anda tahu bahwa makanan yang sebenarnya sudah sering kita makan sehari hari
ternyata mengandung antioksidan yang sangat diperlukan untuk mencegah penyakit
yang disebabkan oleh radikal bebas. Jadi, sudahkah anda makan buah hari ini..?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.