Kamis, 16 Agustus 2012

Dulu dan Sekarang...

Dulu, kamu masih mengingatnya kan ? dulu kita berdua sudah sama-sama sepakat untuk berbahagia hingga akhir nanti.
Dulu, kamu masih mengingatnya kan ? dulu aku sudah menaruh harapan besarku untuk nanti masa depanku bersamamu. Dulu juga kita sudah sama-sama saling membicarakan bahwa bila nanti kita akan menua bersama dan kamu, juga aku (kita) akan sama-sama berbagi dalam suka juga pun duka. Dulu memang begitu judul hubungan kita, sampai-sampai aku tak pernah membayangkan wajah K.E.H.I.L.A.N.G.A.N itu seperti apa.
 
Hingga tiba momentnya, moment yang tak pernah aku membayangkan sebelumnya ini akan  terjadi tapi tidak denganmu karena kamu sendiri sudah membayangkannya duluan bahwa  hal ini akan terjadi juga. Ya, kehilangan. Aku kehilanganmu untuk yang pertama kali juga yang terakhir kalinya.
Dan alasanku kehilanganmu hanya sederhana saja, kamu mengkhianatiku. (terima kasih). Kamu berpura-pura selama lebih dari 3 tahun ini beracting dengan peran terbaikmu. Kamu selama ini berpura-pura mengatakan seribu  janji, dan hal  ini juga itu yang bisa kupercaya begitu saja. Kamu hebat bukan? Dan sialnya aku terjebak dalam dimensi kebohonganmu ini.
Dan wanita itu yang sekarang terjabak dalam pelukanmu aku begitu sungguh menyesalinya. Bukan karena cemburu, tidak. Aku sudah melewati masa krisis dengan cemburu, kesal terhadap kisah ini, yang sekarang aku sesali ialah karena wanita itu sungguh bodoh mengambil dan jatuh cinta kepada seorang pembohong sepertimu. Dan setidaknya sekarang aku sudah bisa menebak bahwa wanita mana lagi yang akan jadi pusat pengkhianatanmu.
Jadi sekarang kamu tak perlu mengkhawatirkan bagaimana dengan situasi hatiku. Hatiku sudah baik-baik saja sekarang. Dan sekarang aku mencabut kalimat terakhirku dulu yang berkata bahwa kamu adalah masa depanku. Sekarang bukan !  Saat itu aku begitu naif sampai berkata seperti itu padamu. Sekarang kamu sudah menjadi bagian masa laluku dan aku mengutukmu untuk hadir kembali di dalam pikiranku. Kamu pergilah sekarang, jika kamu meninggalkanku dengan alasan ingin bahagia maka aku juga sama demikian, aku akan berbahagia untuk merayakan pengkhianatanmu itu. Dan kamu tahu sekarang Aku bahagia tanpamu.. Sungguh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.