Pernahkah Anda sedang merasa sedih, patah hati,
atau mengalami masalah dan butuh dihibur oleh seseorang? Ditenangkan,
dibuat nyaman, disenangkan? Tapi pada saat seperti itu, tiba-tiba ada
seorang kerabat, saudara atau sahabat datang dengan juga wajah sedih dan
ingin dihibur. Aneh. Kita sedang ingin dihibur, tapi malah orang lain
meminta kita (dengan sengaja atau tidak) untuk menghiburnya.
Dan mungkin karena kebaikan hati Anda, atau
apa pun alasannya, Anda kemudian mengajaknya berjalan-jalan,
mengajaknya makan makanan kesukaannya, melakukan hal-hal yang disukainya
dan Anda menemaninya, atau bahkan hanya sekadar menemaninya bercerita.
Memeluknya, menggenggam tangannya erat, dan mengatakan semua akan
baik-baik saja. Bahwa ada Anda, orang terdekatnya akan selalu
bersamanya.
Lalu setelah melihatnya puas bercerita,
atau ketika Anda selesai mengajaknya melakukan hal yang dia suka hingga
dia kembali bisa tertawa; entah kenapa, Anda juga tertawa dan merasa
lega.
Kadang ketika melihat seseorang tertawa karena
kita, melihat seseorang merasa senang karena kita, melihat seseorang
merasa lega karena apa yang kita lakukan, kita juga merasa senang yang
tidak bisa digambarkan. Berbahagia.
Karena itu, mungkin (benar-benar mungkin),
kadang, ketika kita sedang merasakan sesuatu--terjatuh barangkali, atau
bersedih, atau masalah apa saja, lalu ada seseorang yang ingin berbagi
kesedihannya, untuk bisa sedikit terhibur, sadarkah kita bahwa semuanya
juga ada rencana Tuhan di baliknya? Mengirimkan orang itu untuk kita
tenangkan perasaannya, untuk kita membantunya tertawa?
Iya. Bisa jadi pada kenyataannya, Tuhan
memang berencana melakukannya. Mengirim orang yang butuh untuk dihibur,
justru ketika kita sedang butuh dihibur.
Mungkin, banyak artinya.
Pertama, mungkin Tuhan sedang
menunjukkan, hei, seterpuruk apa pun kamu sekarang ini, ada orang yang
masih membutuhkanmu, mencintaimu, mempercayaimu.
Kedua, mungkin Tuhan sedang
menunjukkan, hei, Aku tahu kamu sedang mengalami sesuatu yang berat,
tapi lihat, ada juga yang mengalami sesuatu yang berat. Kamu tidak
sendirian.
Ketiga, mungkin Tuhan hanya ingin
mengajarkan kekuatan bahwa kita pasti bisa melaluinya. Lihat, kita bisa
menghibur orang lain bahkan di saat kita sedang sangat membutuhkan
dihibur. Kalau kita saja bisa menghibur orang lain, kenapa kita tidak
bisa menghibur diri sendiri? Kalau kita saja bisa membuat orang itu
tertawa, pasti kita sendiri juga bisa tertawa lagi, kan?
Keempat, mungkin Tuhan hanya ingin
memberitahu tentang arti berbagi. Seseorang tidak bisa hanya meminta
untuk dibagi kesenangan saja. Itu egois. Dalam berhubungan dengan orang
lain, kadang kita harus menerima ketika mereka terjatuh juga. Itu
namanya sahabat, keluarga atau saudara.
Kelima, mungkin Tuhan hanya ingin
memperlihatkan pada kita dunia di luar sana. Hei, lihat di luar sana.
Seberat apa pun masalah kamu, bumi masih berputar. Orang-orang masih
bersekolah dan bekerja. Masih ada sinetron yang tidak habis-habis masa
tayangnya. Masih ada lagu-lagu baru. Masih ada anak-anak Alay. Masih ada
orang-orang yang tertawa ketika Anda berjalan-jalan. Masih ada Anda.
Masih ada kita yang walaupun sedang terpuruk, terpuruk saat ini, bukan
berarti terpuruk selamanya juga, bukan?
Keenam dan seterusnya sampai sejuta? Ah, Anda bisa menemukan sendiri alasannya. Selalu ada makna sesuatu di balik sesuatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.