Ingatkah ketika pertama kali kita bertemu..?! Saya masih mengingatnya, meskipun tidak seberapa jelas tetapi kurang lebihnya saya masih mengingatnya. Tapi apakah kamu masih mengingatnya..?! Aku harap demikian.
Seingat saya saat kita untuk kali pertamanya bertemu, kamu yang pertama kalinya menyapa saya. Meskipun sebenarnya saya tidak mengharap apapun untuk sekedar mengenalmu. Hanya saja yang saya ingat, yang masih melekat sampai saat ini, saat saya mengingat pertemuan pertama kita adalah tatapan matamu (eitts,, tatapan matanya bukan untuk saya). Yang membuat saya terkagum-kagum kepada kamu. Chemistry yang kamu ciptakan bersamanya seakan itu nyata, yang terjadi antara dua insan yang sedang di mabuk asmara. Tapi memang benar kata pepatah, "jangan melihat dari kulit luarnya". Saya salah mengiranya. Tapi tetap saja itu tidak mengurangi rasa kekaguman saya pada kamu.
Lalu sejak itu, semenjak pertemuan pertama kita semuanya hilang begitu saja. Sampai pada akhirnya, "saya" dan "kamu" kembali bertemu. Hal yang gak pernah saya duga sebelumnya. Dan terjadilah yang namanya pertemuan kita yang kedua.
Dan sejak itu, semenjak pertemuan kita yang kedua, itu seperti candu. Membuat kita berdua ketagihan. Ehh, atau saya saja yang merasakannya..?! Baiklah, anggap saya saja yang merasakan demikian. Iya, saya ketagihan untuk bertemu dan berbincang denganmu tentunya bercanda denganmu juga. Bagiku, apa pun yang
keluar dari mulutmu (tolong digarisbawahi kata apa pun karena memang
benar-benar apa pun), selalu terdengar menarik dan membuatku tersenyum.
Ah, mungkin bukan karena ceritamu. Mungkin memang faktor "kamu". Tapi
apa kamu pernah menyadari itu? Canduku?
Dan setiap sapa sederhanamu, seperti, "Sedang apa?" atau, "Sudah
makan?", menjadi semacam baterai yang baru diisi ulang sehingga
kekuatannya sepenuh sebelum digunanakan. Dan hal-hal semacam itu,
membuatku merasa diperhatikan, dijaga, diberi kehangatan. Apa kamu
tahu, kalau kadang, cinta bisa datang dari hal-hal sederhana seperti
itu? Apa
kamu sengaja melakukannya hanya pada orang istimewa atau memang kamu
seperti
itu kepada setiap orang? Argh, benar-benar membuatku ingin tahu.
Kadang saya mengkhayal bahwa kamu melakukannya hanya pada seseorang yang
istimewa. Itu berarti membuatku menjadi orang istimewa bagimu. Tapi itu
kan khayalanku, lupakan saja.
Tapi memang terlalu sering bertemu, berbincang dan bercanda, benar-benar
membuatku lupa bahwa saya, kamu, tidak seharusnya berada di tempat ini. Tempat
bernama "cinta". Dan sekarang, ketika saya sudah merasa nyaman, saya harus bagaimana..?!
Masalahnya, cintaku ini tidak bisa dihentikan meski
berulangkali pikiran dan mulutku berkata jangan karena kamu sudah bersama seseorang.
Apa kamu juga merasakan serupa? Itu mungkin akan menjadi pertanyaan "satu juta dolar", karena saya merasa aku tidak tau persis jawabannya.
Apa kamu juga merasakan serupa? Itu mungkin akan menjadi pertanyaan "satu juta dolar", karena saya merasa aku tidak tau persis jawabannya.
Apa kabar dia, perempuanmu? Apa kabar kamu?
Pertanyaan kedua yang lebih penting. Yang pertama, abaikan saja. Itu hanya basa-basiku untuk bisa berbicara denganmu.
Pertanyaan kedua yang lebih penting. Yang pertama, abaikan saja. Itu hanya basa-basiku untuk bisa berbicara denganmu.
Satu hal yang aku sadari saat itu, dan mungkin kamu jauh
di sana juga menyadari, suatu ketika, waktu kita akan menghabis.
Aku dan kamu pergi. Tidak bertemu lagi, tidak berbincang
lagi, bahkan tidak saling mengingat lagi. Ah, salah, abaikan yang
terakhir, karena mungkin saya akan masih mengingatmu, walaupun sesekali
waktu. Mengingatmu sambil menulis apa saja tentangmu.
Ketika waktu menghabis nanti--waktu kita tentu saja, kita berdua akan
berbahagia, bukan..?! Pasti..?! Tapi yang penting saya dan kamu berbahagia, nanti. Mau berjanji..?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.