Kamis, 24 November 2011

Mencintainya Tanpa Bosan?

Bisakah seseorang mencintai tanpa rasa bosan?

Dulu, pernah ada seseorang yang menanyakan itu. Tepatnya lupa, mungkin dia menulisnya di status social network. Ya, kurang lebih pertanyaannya seperti itu, di luar dia bercanda atau tidak. Bosan dalam hal ini yang dia maksud adalah bosan yang sudah bersama sekian lama, kemudian merasa bosan dan meninggalkannya. Bukan bosan yang sering dialami manusia ketika mengalami kejenuhan sementara.

Dan sepertinya saya punya jawabannya (ini juga entah benar atau tidak).

Bisakah seseorang mencintai tanpa rasa bosan?
YA! Tentu saja. Kenapa tidak?

Kenapa bisa seseorang begitu mencintai sepakbola sehingga dari kecil dia sudah bermain bola, remaja bermain bola, dewasa bermain bola, bahkan setelah tua dia bisa menjadi pelatih atau hal lainnya. Jangan lupa, kenapa banyak orang yang rela menonton pertandingan bola jam berapa pun mainnya di televisi? Jawabannya sederhana, cinta.

Bagaimana bisa seorang B.J. Habibie dan Ibu Ainun sebegitu romantisnya sampai menjelang tua? Bapak Habibie mencintainya sampai beliau (Ibu Ainun) dipanggil yang Maha Kuasa. Cinta.

Bagaiman seorang Hellen Keller yang dengan penuh keterbatasannya (Bisu, tuli, buta) bisa terus menulis dan sampai diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan menjadi salah satu penulis terbaik sepanjang masa? Cinta.
Iya, baiklah. Contoh pertama dan ketiga, tidak berhubungan dengan seseorang. Tapi cinta adalah cinta. Jika cinta dengan sesuatu yang dilakukan saja bisa membuat seseorang tidak bosan, apalagi cinta dengan seseorang, bukan?

Tapi kalau memang kita mau melihat contoh sebenarnya seseorang yang bisa mencintai tanpa bosan, kita bisa memilinnya satu per satu. Lupakan kisah cinta raja yang membuat istana Taj Mahal untuk istrinya. Itu kisah sebenarnya tapi mungkin beberapa orang tidak akan menganggapnya contoh. 


Jadi bisakah mencintai seseorang tanpa bosan? Ya. Tentu saja.
Kalau ada moment sedang bertengkar dan tidak bertemu beberapa saat, itu wajar. Tapi bosan yang benar-benar bosan? 

Jika benar itu cinta, seharusnya tidak ada kebosanan.



"Bosan dalam hal ini yang dia maksud adalah bosan yang sudah bersama sekian lama, kemudian merasa bosan dan meninggalkannya. Bukan bosan yang sering dialami manusia ketika mengalami kejenuhan sementara."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.